Partai politik, oposisi, koalisi

Perlu saya tekankan, tulisan saya tanpa memihak siapapun dan menjatuhkan siapapun.
Tulisan saya hanya berdaar pada pengamatan pribadi saya, apabila ada pihak yang merasa di rugikan, di untungkan atau kesalahan dalam penulisan atau pemahaman saya, Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Karena negara ini adalah negara demokratis dan dimana setiap warga negara berhak menyampaikan pendapat atau pemikiranya.

Pemilu sudah dekat, tanggal 9 april 2009 di adakan pemilu untuk legislatif..
Sekarang setiap partai gencar melakukan kampanye dengan gaya dan ciri khas masing2. Dari mengiklankan di TV, Baleho, Sepanduk, Kunjungan sampai kampanye terbuka seperti konvoi, penyelengaraan orasi yang di sisipi hiburan.

Untuk interen partai, mereka mulai melakukan pembicaraan untuk menuji koalisi.
Koalisi akan terjadi setelah pemlu legislatif, karena hal ini yang akan di jadikan reff koalisi.
Koalisi tidak akan terjadi apabila rekanan partainya sangat sedikit mendapatka suara.Untuk apa koalisi dengan partai yang tidak memiliki legislatif?...

Karena koalisi bertujuan untuk mengabungkan suara yang di dapatkanya, agar memiliki prosentase yang tinggi di DPR, sehingga dapat memenagkan keputusan yang berdasarkan polig untuk mencapai suara mufakat.
PDIP, GOLKAR, PPP menyatakan akan membentuk koalisi SEGITIGA EMAS, yang mempunyai tujuan untuk mendapatkan prosentase minimal suara untuk mengajukan Calon Presiden.
PDIP menempatkan dirinya sebagai Partai oposisi, dimana keputusanya untuk mengontrol kinerja pemerintahan yang berkuasa dengan mengeluarkan komentar atau keputusan yang berseberangan.

Tujuan utama PDIP menjadi partai oposisi adalah mengalahkan kubu Susilo Bambang Yudoyono yang sebenarnya atas dasar dendam Megawati.
Komentar atau keputusan PDIP sering tidak berdasarkan pada kenyataan yang ada, hanya karena ingin menjatuhkan saja.
Maklum...karena oposisi adalah hal baru di indonesia, dan PDIP ingin tampil atau mendapat dukungan pada pemilu...jadi yang di lakukan sekarang ini adalah kritik...kritik..dan kritik saja....

Bila kita bandingkan kepemimpinan RI-1 selama ini...mana yang lebih baik atau terbaik?

1.Jaman Soeharto.......( eks militer )
Negara terkendali, kedaulatan di akui internasional, swasembada pangan dan menuju era tinggal landas....tapi korupsi, penculikan, ham, pengunaan kekuasaan untuk mendapatkan kekayaan yang akhirnya menjatuhkanya.

2.Jaman Habibi......( sipil )
Negara mulai goyang, intervensi negara lain mulai masuk, lepasnya timor leste, ekonomi goncang....hal ini di sebabkan kurang berani atau ketegasan Habibi...

3.Jaman Gusdur......( sipil )
Keputusanya membingungkan, Bongkar pasang kabinet, sehingga rakyat kurang menyukainya sehingga Amin Rais dengan mudah menjatuhkanya....

4.Jaman Megawati.....( sipil )
Keputusan mudah berubah-ubah, penerapan UU ketenaga kerjaan yang mengakibatkan banyak perusahaan besar Hang Out dari indonesia, di karenakan merugikan mereka yang berdampak peningkatan penganguran, Penjualan aset negara.
Keputusan yang tidak tegas dan kurang perhitungan yg mengakibatkan lepasnya 2 pulai sipadan dan ligitan, Embargo dan pemutusan kerjasama militer dan ekonomi oleh Amerika.
Koruptor bebas, menghadapi masalah hanya dengan air mata......

5.Jaman SBY (eks militer )
Ekonomi membaik dan tetap yang terbaik selama krisis global, suasembada pangan dapat di capai, di hapusnya embargo, di bukanya kembali kerjasama militer dengan amerika, dapat di pertahankan area Ambalat, Pembentukan KPK sehingga koruptor banyak tertangkap dan di selamatkanya uang negara.
Menjalin hubungan bak dengan Malaysia dan amerika, kembalinya aset negara karena program BUY BACK.......

Sembako & BBM mahal? ya...tapi di imbangi dengan peningkatan pendapatan masyarakat.
Mana yang terbaik? negara yang di tangani oleh Sipil atau eks Militer?
Note : eks militer pasti telah di bekali oleh pemahaman Pancasila dan UUD 45 sehingga benar2 memahami arah bangsa.....
Mana pilihan anda? itu Hak anda sebagai warga negara...............